Powered By Blogger

Minggu, 24 Mei 2009

macam-macam permainan bahasa

Dunia anak-anak adalah bermain karena bermain merupakan satu kegiatan yang sangat disukai anak bahkan orang dewasa. Dengan bermain akan dapat menumbuhkan kreativitas. Bermain juga bisa sebagai media untuk mengeksplorasi keinginan dan cita-cita yang diidam-idamkan anak. Bermain dapat digunakan sebagai wahana untuk mentransfer ilmu pengetahuan. Bermain dapat menimbulkan semangat dan motivasi.

Dalam pembelajaran di Sekolah Dasar yang dihadapi guru adalah anak-anak dengan berbagai karakter dan keinginan yang selalu ingin bermain. Minat anak terhadap segala bentuk permainan sangat tinggi. Sebagai pengajar guru diharapkan dapat mengemas pembelajaran yang aktif, kreatif, efektif, dan menyenanglan. Dengan bermain diharapkan pembelajaran yang berlangsung akan dapat menghasilkan proses yang berkualitas. Berikut akan dipaparkan dua buah permainan kata yang diimplementasikan pada pembelajaran bahasa Indonesia di Sekolah Dasar kelasa empat. Permainnan ini dapat digunakan sebagai bahan apersepsi terutama untuk mengawali pembelajaran dengan tujuan dapat membangkitkan semangat belajar siswa. Permainan ini dikembangkan untuk menerapkan linguistic dalam pembelajaran bahasa di Sekolah Dasar. Permainan yang pertama sengaja dirancang untuk menerapkan semantik dan pengajaran kosa kata dalam pembelajaran menulis. Permainan kedua penerapan sintaksis dalam pembelajaran menulis

Membentuk Kata dari huruf yang sama

Sebelum melakukan permainan perlu dijelaskan dulu kepada anak seputar permainan yang akan dipraktikkan. Permainan ini dapat diberi nama Putaran Huruf karena huruf-huruf dalam satu kata akan diputar sehingga putaran huruf tersebut akan menghasilkan kata baru dengan susunan yang berbeda dan masing-masing kata itu mempunyai makna yang berbeda pula. Misalnya: murah, rumah, harum, dan umrah.

Cara melakukan permainan ini. Anak diminta untuk mencari satu kata yang bisa dibentuk menjadi kata baru. Anak diberi waktu sekitar sepuluh menit untuk menemukan kata yang dimaksud. Setelah anak menemukan kata yang dapat dibentuk menjadi kata lain, mereka lalu diberi kesempatan untuk mempresentasikan olahan huruf yang sudah ditemukan di depan teman-teman yang lain. Jika hal ini dilakukan di dalam kelas sebaiknya anak yang presentasi diminta untuk menuliskan kata bentukannya di papan tulis agar anak yang lain bisa tahu sehingga kemungkinan pemakaian kata yang sama dalam satu kelas tidak terjadi.

Dari permainan ini dapat dikembangkan menjadi berbagai model pembelajaran di kelas empat Sekolah Dasar.

2.1 Menyusun kata yang sudah dibentuk berdasarkan abjad (membuat kamus kecil)

Contoh :

Dari kata bentukan (duka, daku, kuda, dan aduk) jika diurutkan menjadi

  1. aduk
  2. daku
  3. duka
  4. kuda

Dari kata bentukan (rusak, kurus, rakus, sukar, dan kasur) jika diurutkan menjadi:

  1. kasur
  2. kurus
  3. rakus
  4. rusak
  5. sukar

    1. Mencari arti kata yang sudah dibentuk dalam kamus bahasa Indonesia

Contoh:

  1. aduk : mencampur
  2. daku : aku, saya, beta
  3. duka : sedih, susah
  4. kuda : binatang menyusui yang biasa dipelihara sebagai kendaraan atau penarik gerobak
  5. kasur : alas untuk tidur biasanya terbuiat dari kapuk atau busa yang empuk
  6. kurus : menghabiskan/ membersihkan kulah dari air dan kotoran
  7. rakus : suka makan banyak/ ingin memperoleh sesuatu lebih banyak dari yang sudah didapat
  8. rusak : sudah tidak sempurna lagi
  9. sukar : susah/sulit

    1. Menggunakan kata yang sudah dibentuk dalam kalimat yang runtut dan berhubungan

Contoh:

Sewaktu hari libur tiba daku pergi rekreasi ke kebun teh dengan menunggang kuda sangat kencang, sampai terjatuh sehingga hatiku berduka, setelah peristiwa itu perasaanku menjadi bercampur aduk.

Bersih-bersih adalah hobbyku, setelah mencuci baju kukuras kamar mandi, kujemur kasur di kamarku, kubuang barang-barang yang sudah rusak. Pekerjaan ini tidak begitu sukar bagiku, tetapi setelah semua selesai , aku sangat lapar sehingga aku makan begitu banyak seperti orang rakus.

Menyusun kalimat dari kata akhir

Pada permaianan kedua ini, anak diminta untuk berdiri berjajar. Satu anak yang berdiri paling ujung diminta untuk membuat kalimat. Dari kalimat yang sudah diucapkan secara lisan tersebut akan ditemukan kata akhir. Kata akhir tersebut lalu digunakan oleh anak berikutnya menjadi kata pertama untuk membuat kalimat baru.

Contoh :


    1. Sapu disudut kelas itu berwarna biru
    2. Biru adalah warna kesukaan ibuku
    3. Ibuku membeli sayur bayam
    4. Bayam mengandung zat besi yang diperlukan tubuh
    5. Tubuh setiap hari perlu diberi makan
    6. Makan bakso hobbyku nomor Satu
    7. Satu kilo mangga kuhabiskan sendiri

Agar permainan ini semakin menarik, anak yang salah atau tidak bisa membuat kalimat diminta untuk menghibur teman-temannya dengan bernyanyi atau berjoget. Tindakan ini sebagai satu bentuk motivasi kepada siswa agar semua kreatif dalam belajar dan sportif dalam permainan.

Penutup

Dalam kisaran paling luas, pembelajan semantik, terlebih di Sekolah Dasar adalah sebuah proses panjang. Siswa berupaya mendapatkan kata baru dan memperbaiki pemahaman tentang kata sebelumnya. Ini tidak mengherankan karena kata baru seringkali sudah digunakan dalam bahasa sehari-hari, sehingga bimbingan guru untuk memperoleh perbendaharaan kata baru sangat perperan penting dalam pembelajaran bahasa.

Akhirnya dapat disimpulkan bahwa dalam kondisi apa pun sebenarnya seorang anak akan merasa nyaman apabila dipenuhi kebutuhannya, yaitu permainan. Dalam pembelajaran bahasa pun jika guru bisa kreatif dalam menyusun rencana pembelajaran dengan mengintegrasikan permainan didalamnya, pasti suasana pembelajaran menjadi kondusif serta semangat belajar siswa akan semakin besar. Dengan semangat yang besar pemerolehan dan pemahaman siswa pada materi yang disampaikan guru diharapkan akan terserap lebih maksimal.

Dunia anak-anak adalah bermain karena bermain merupakan satu kegiatan yang sangat disukai anak bahkan orang dewasa. Dengan bermain akan dapat menumbuhkan kreativitas. Bermain juga bisa sebagai media untuk mengeksplorasi keinginan dan cita-cita yang diidam-idamkan anak. Bermain dapat digunakan sebagai wahana untuk mentransfer ilmu pengetahuan. Bermain dapat menimbulkan semangat dan motivasi.

Dalam pembelajaran di Sekolah Dasar yang dihadapi guru adalah anak-anak dengan berbagai karakter dan keinginan yang selalu ingin bermain. Minat anak terhadap segala bentuk permainan sangat tinggi. Sebagai pengajar guru diharapkan dapat mengemas pembelajaran yang aktif, kreatif, efektif, dan menyenanglan. Dengan bermain diharapkan pembelajaran yang berlangsung akan dapat menghasilkan proses yang berkualitas. Berikut akan dipaparkan dua buah permainan kata yang diimplementasikan pada pembelajaran bahasa Indonesia di Sekolah Dasar kelasa empat. Permainnan ini dapat digunakan sebagai bahan apersepsi terutama untuk mengawali pembelajaran dengan tujuan dapat membangkitkan semangat belajar siswa. Permainan ini dikembangkan untuk menerapkan linguistic dalam pembelajaran bahasa di Sekolah Dasar. Permainan yang pertama sengaja dirancang untuk menerapkan semantik dan pengajaran kosa kata dalam pembelajaran menulis. Permainan kedua penerapan sintaksis dalam pembelajaran menulis

Membentuk Kata dari huruf yang sama

Sebelum melakukan permainan perlu dijelaskan dulu kepada anak seputar permainan yang akan dipraktikkan. Permainan ini dapat diberi nama Putaran Huruf karena huruf-huruf dalam satu kata akan diputar sehingga putaran huruf tersebut akan menghasilkan kata baru dengan susunan yang berbeda dan masing-masing kata itu mempunyai makna yang berbeda pula. Misalnya: murah, rumah, harum, dan umrah.

Cara melakukan permainan ini. Anak diminta untuk mencari satu kata yang bisa dibentuk menjadi kata baru. Anak diberi waktu sekitar sepuluh menit untuk menemukan kata yang dimaksud. Setelah anak menemukan kata yang dapat dibentuk menjadi kata lain, mereka lalu diberi kesempatan untuk mempresentasikan olahan huruf yang sudah ditemukan di depan teman-teman yang lain. Jika hal ini dilakukan di dalam kelas sebaiknya anak yang presentasi diminta untuk menuliskan kata bentukannya di papan tulis agar anak yang lain bisa tahu sehingga kemungkinan pemakaian kata yang sama dalam satu kelas tidak terjadi.

Dari permainan ini dapat dikembangkan menjadi berbagai model pembelajaran di kelas empat Sekolah Dasar.

2.1 Menyusun kata yang sudah dibentuk berdasarkan abjad (membuat kamus kecil)

Contoh :

Dari kata bentukan (duka, daku, kuda, dan aduk) jika diurutkan menjadi

  1. aduk
  2. daku
  3. duka
  4. kuda

Dari kata bentukan (rusak, kurus, rakus, sukar, dan kasur) jika diurutkan menjadi:

  1. kasur
  2. kurus
  3. rakus
  4. rusak
  5. sukar

    1. Mencari arti kata yang sudah dibentuk dalam kamus bahasa Indonesia

Contoh:

  1. aduk : mencampur
  2. daku : aku, saya, beta
  3. duka : sedih, susah
  4. kuda : binatang menyusui yang biasa dipelihara sebagai kendaraan atau penarik gerobak
  5. kasur : alas untuk tidur biasanya terbuiat dari kapuk atau busa yang empuk
  6. kurus : menghabiskan/ membersihkan kulah dari air dan kotoran
  7. rakus : suka makan banyak/ ingin memperoleh sesuatu lebih banyak dari yang sudah didapat
  8. rusak : sudah tidak sempurna lagi
  9. sukar : susah/sulit

    1. Menggunakan kata yang sudah dibentuk dalam kalimat yang runtut dan berhubungan

Contoh:

Sewaktu hari libur tiba daku pergi rekreasi ke kebun teh dengan menunggang kuda sangat kencang, sampai terjatuh sehingga hatiku berduka, setelah peristiwa itu perasaanku menjadi bercampur aduk.

Bersih-bersih adalah hobbyku, setelah mencuci baju kukuras kamar mandi, kujemur kasur di kamarku, kubuang barang-barang yang sudah rusak. Pekerjaan ini tidak begitu sukar bagiku, tetapi setelah semua selesai , aku sangat lapar sehingga aku makan begitu banyak seperti orang rakus.

Menyusun kalimat dari kata akhir

Pada permaianan kedua ini, anak diminta untuk berdiri berjajar. Satu anak yang berdiri paling ujung diminta untuk membuat kalimat. Dari kalimat yang sudah diucapkan secara lisan tersebut akan ditemukan kata akhir. Kata akhir tersebut lalu digunakan oleh anak berikutnya menjadi kata pertama untuk membuat kalimat baru.

Contoh :


    1. Sapu disudut kelas itu berwarna biru
    2. Biru adalah warna kesukaan ibuku
    3. Ibuku membeli sayur bayam
    4. Bayam mengandung zat besi yang diperlukan tubuh
    5. Tubuh setiap hari perlu diberi makan
    6. Makan bakso hobbyku nomor Satu
    7. Satu kilo mangga kuhabiskan sendiri

Agar permainan ini semakin menarik, anak yang salah atau tidak bisa membuat kalimat diminta untuk menghibur teman-temannya dengan bernyanyi atau berjoget. Tindakan ini sebagai satu bentuk motivasi kepada siswa agar semua kreatif dalam belajar dan sportif dalam permainan.

Penutup

Dalam kisaran paling luas, pembelajan semantik, terlebih di Sekolah Dasar adalah sebuah proses panjang. Siswa berupaya mendapatkan kata baru dan memperbaiki pemahaman tentang kata sebelumnya. Ini tidak mengherankan karena kata baru seringkali sudah digunakan dalam bahasa sehari-hari, sehingga bimbingan guru untuk memperoleh perbendaharaan kata baru sangat perperan penting dalam pembelajaran bahasa.

Akhirnya dapat disimpulkan bahwa dalam kondisi apa pun sebenarnya seorang anak akan merasa nyaman apabila dipenuhi kebutuhannya, yaitu permainan. Dalam pembelajaran bahasa pun jika guru bisa kreatif dalam menyusun rencana pembelajaran dengan mengintegrasikan permainan didalamnya, pasti suasana pembelajaran menjadi kondusif serta semangat belajar siswa akan semakin besar. Dengan semangat yang besar pemerolehan dan pemahaman siswa pada materi yang disampaikan guru diharapkan akan terserap lebih maksimal.